Wednesday, February 7, 2018

Next start from now

KERUSAKAN GENERASI, TANGGUNG JAWAB SIAPA?

© doni Riw

Tahun 2017, tercatat setidaknya ada 178 kasus pembuangan bayi, yang diaborsi pasti lebih banyak lagi.

Tawuran, pemalakan, juga yang mutakhir; pembunuham seorang guru oleh murid sendiri.

Tindakan menyimpang yang dilakukan satu orang, boleh jadi itu masalah personal.

Namun realitasnya, fenomena itu merata.

Artinya; ada sesuatu yang salah di sini.
Namun salah siapa?

Sejatinya kurikulum kita menunjukkan cita-cita yang ideal. Kombinasi antara ilmu dan moral.

Tapi, tercapaikah?
Jadi apa yang salah?

Remaja itu semacam spoon. Memiliki daya serap tinggi.

Tapi tak bisa memilah yang musti diserap. Air bersih atau kotor?

Nyatanya, air paling dekatlah yang diserap, tak tau bersih atau pun kotor.

Generasi hari ini menyerap jutaan informasi tak hanya dari sekolah.

Mereka menyerap dari film, komik, game, novel, lagu, infotainment, skandal politisi, dlsb.

Sekolah hanya bagian kecil yang paling tidak menarik untuk diserap.

Jujur saja, seberapa menarikkah presentasi pelajaran sekolah di depan para siswa?

Sudahkah lebih menarik ketimbang game android atau film pacaran dilan?

Kita layak bersedih, hal-hal buruk itu terkemas jauh lebih indah ketimbang pelajaran sekolah.

Film-film pacaran itu digarap begitu menarik, sehingga remaja menyerapnya sebagai aktivitas kasih sayang yang luhur.

Sayang, hasilnya adalah pembuangan ratusan bayi.

Game kekerasan itu dikemas begitu realistis, gratis, dan praktis.

Sayang ujungnya pemukulan murid pada guru hingga tewas.

Mengapa seluruh produk perusak mental itu digarap begitu serius?

Jawabnya, karena itu mesin uang bung.

Dalam sistem kapitalis, semua orang bebas mengeksploitasi apapun.

Kapitalis bisa terus melenggang karena dilindungi undang-undang produk demokrasi.

Lebih menyedihkan lagi, Islam yang memiliki standar kehidupan luhur justru dilabeli radikal.

Sistem Islam yang sempurna mengatur kehidupan individu hingga negara, dilabeli extrem.

Kita berduka atas kerusakan generasi, tetapi di saat yg sama, terus menjaga dan menghidupi sistemnya.
.
Jogja 7218
.
***
.
te.me/doniriw_channel
fb.me/doniriw
ig @doniriw

No comments:

Post a Comment