Sunday, February 18, 2018

I was a gamer

Ustadz Felix Siauw
Permainan Kesia-siaan
Game itu kelalaian, kecuali bila kamu memang hidup mencari nafkah dari sana, itupun dipertanyakan seriusnya engkau dalam mencari nafkah
Kita tahu game itu menghabiskan waktu, bahkan pada yang sampai pada level kecanduan, game itu menghabiskan uang juga
Mencapai level tertentu, menaikkan stats, mendapatkan senjata yang tak semua orang punya, sayangnya semua hanya di dunia maya
Semua itu hanya kebanggaan saat kita bisa log-in di gamenya saja, tapi di dunia nyata, nol. Kita menumpuk amal fatamorgana
Terkadang kita ingin berhenti, tapi sayang akunnya. Kita katakan, nanti kita berhenti main game kalau sudah sampai satu titik, itu alasan saja
Semakin jauh kita melangkah, semakin sulit kita kembali. Satu langkah maju, artinya satu langkah lagi untuk kembali ke titik awal
Sehari lagi kita bertahan pada game yang kita suka, maka lebih susah lagi kita untuk sembuh dari kecanduan. Game memang dibuat begitu
Mirip-mirip maksiat. Selalu kita dapat alasan untuk menunda taubat, untuk menunda hijrah. "Ini yang terakhir", Selalu itu yang kita katakan
Padahal semakin dalam menggali lubang, semakin sulit pula kita memanjat naik. Begitulah nyatanya segala sesuatu yang melalaikan
Sebab saya pun pernah kecanduan game, pernah menjadi begitu. Tapi yakinlah, pada ujungnya adalah penyesalan dan penyesalan
Mengapa tidak waktu yang banyak itu kita gunakan untuk sesuatu yang benar-benar bisa kita banggakan, persiapan untuk akhirat?
Andai level-level itu disamakan dengan juz dalam Al-Qur'an, atau bahkan hanya jumlah surat dalam Kitabullah. Beruntungnya kita
Andai jumlah jam yang sudah kita investasikan dalam game, 1 jamnya untuk 1 hadits saja. Mungkin saya sudah setara Doktor Hadits
Mari hidup semakismal mungkin. Jangan sampai ada penyesalan lagi, manfaatkan hidup selagi ada, bersiap untuk mendapatkan surga ☺️☺️☺️

No comments:

Post a Comment