Friday, January 19, 2018

Soub, susah mengaktifkan remaja masjid di lingkungan. Kepo in ya

Remaja Masjid

Oleh : Ustadz Pristian Surono Putro
Barangkali ada yang berpikir bahwa ukurah sukses menghidupkan remaja masjid adalah dengan banyak diadakannya berbagai kegiatan masjid yang melibatkan remaja ? Bisa jadi begitu bergantung dengan persepsi apa yang dipakai. Jika awalnya ada sebuah masjid yang remaja masjidnya ada tapi seolah mati karena tidak ada kegiatan, ataupun kalau ada sifatnya hanya insidental seremonial semata. Maka dengan bermunculan secara intensif orang akan beranggapan bahwa remaja masjidnya mulai hidup.

Dan jika yang dipakai adalah tolok ukur ini, maka cukup dengan intensitas kegiatan yang mengatasnamakan remaja masjid sudah dianggap bahwa remaja masjidnya sudah hidup. Apakah cukup ? BELUM.

Keberhasilan dalam semakin mengintensifkan berbagai kegiatan remaja Masjid patut untuk ditingkatkan pada level pemikiran Ideologis. Agar Remaja Masjid tidak sekedar menjadi terlatih menjadi semacam badan Event Organizer ( EO ) semata. Namun juga cakap untuk level inisiator PERGERAKAN Ideologis. Hanya saja memang kita jumpai lebih banyak Remaja Masjid yang vakum dari kegiatan. Lantas harus bagaimana ?

Pertama perlu bagi kita untuk merevitalisasi urgensitas pergerakan Dakwah dikalangan Remaja secara umum, sebelum nanti lebih spesifik masuk ke segment spesialisasi Remaja Masjid. Remaja merupakan bagian dari masyarakat, yang mereka diikat dengan interaksi masyarakat, berupa ikatan pemikiran, perasaan, dan peraturan. Karena menjadi bagian dari Masyarakat maka Remaja pun akhirnya akan ikut dalam naik turunnya dinamika masyarakat.

Negeri-negeri Muslim, termasuk Indonesia saat ini menghadapi persoalan sistemik, yakni diterapkannya sistem Kapitalisme-Sekularisme. Dengan Sistem ini alam berpikir masyarakat ( termasuk remajanya ) berada dalam kungkungan Sekularisme. Problem sistemik ini melahirkan beragai problem turunan berupa ekonomi yang liberal, politik yang oportunustik, dan kehidupan yang hedonis. Khusus remajanya mengalami krisis identiras, sehingga menghiasi ruang baca kita soal pergaulan bebas, narkoba, geng motor, tawuran dan sebarek kriminalitas lainnya yang dilakukan oleh kalangan remaja.

Melihat kondisi seperti ini maka disinilah pentinganya akvitas Dakwah. Dimana aktivitas Dakwah ini selain merupakan Kewajiban bagi kita Umat Islam, juga sebagai salah satu kontribusi aktif kita untuk menjadi bagian dari solusi, sekaligus sebagai bentuk kasih sayang kita kepada sesama. Sembari kita secara personal berusaha untuk meminimalisir berbagai problem turunan akibat masalah sistemik penerapan Kapitalisme-Sekularisme, maka kita harus FOKUS untuk melakukan Dakwah Sistemik untuk melakukan perubahan Sistemik dari sistem Kapitalisme-Sekularisme menuju penerapan sistem Islam secara Kaafah.

Pada tataran aksi remaja harus mengambil peranannya dalam proses perubahan ini, yang dengan menjadi bagian dari Subjek perubahan ini, dengan bimbinga para Ulama, guru, dan segenap Ustad-Ustadzahnya. Termasuk dalam hal ini Organisasi Remaja Masjid harus memainkan peranannya. Dengan kemampuan memetakan persoalan keumatan secara umum ini, Remaja Masjid bisa mulai merumuskan platform, dan strategi pergerakannya. Dalam hal ini platform strategi pergerakan ini adalah dengan mensuri tauladani Baginda Nabi Muhammad SAW.

Jadi yang pertama kali harus dirumuskan agar Remaja Masjid menjadi hidup adalah dengan memahami untuk apa dan mengapa Remaja Masjid perlu ada ? Tentu saja sebagai bagian memenuhi seruah Allah SWT akan kewajiban Dakwah ini. Yang kedua adalah memetakan positioning Remaja Masjid di dalam kancah kehidupan di dunia ini, yakni untuk melakukan perubahan sistemik menuju tegaknya Sistem Islam secara Kaafah ditengah hegemoni Penerapan Kapitalisme-Sekularisme. Dan yang ketiga adalah merancang platform strategi pergerakan dengan menteladani Metode Dakwah Nabi SAW.
Sumber: http://www.remajaislamhebat.com/2017/11/sukses-menghidupkan-remaja-masjid.html

No comments:

Post a Comment